Kamis, 29 Desember 2011

Pidato : Pendidikan sejati (bahasa indonesia vs Bahasa Inggris)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pertama-tama   marilah kita  sama-sama memanjatkan puji  dan  syukur  kepada Allah SWT,  dimana pada hari  ini kita semua masih diberi  bebrapa kenikmatan,  yang sama sekali tidak bisa kita hitung, berapa kenikmatan yang Allah berikan kepada kita. Shalawat  dan salam semoga senantiasa tetap tercurahkan kepada Baginda Nabi  besar kita Muhammad SAW.
Ibu Liwoso yang saya hormati.
Rekan-rekan seperjuangan yang saya banggakan, dalam kesempatan yang baik ini  perkenankan saya untuk belajar berpidato dengan mengambil tema :
PENDIDIKAN SEJATI
Ibu Liwoso yang saya hormati…..
Pendidikan   adalah   merupakan   suatu   kewajaran   bagi   kita   semua   baik   itu pendidikan   jasmani,   rohani,   formal  maupun   nonformal,   di   sekolah   ataupun   di   luar sekolah. Di zaman yang serba modern ini kita dituntut untuk terus berpacu menggali ilmu pengetahuan, kalau kita lengah sedikit saja kita akan tertinggal jauh oleh teman-teman kita yang terus berpacu menggali ilmu pengetahuan.
Rekan-rekan seperjuangan yang berbahagia,
Kita semua telah sadar dan menyadari betapa pentingnya pendidikan, semenjak kita duduk di bangku pendidikan dari  TK,  SD, SMP, SMA  sampai   sekarang   kita   akan  meninggalkan   bangku   kuliah  ini, banyak sekali ilmu yang kita dapatkan baik itu ilmu pengetahuan umum maupun ilmu agama, dari yang tidak tahu kita bisa tahu, dari yang tidak mengerti kita bisa mengerti. Dari pengalaman yang kita lalui masing-msing dalam dunia pendidikan, terlihat begitu bijaknya sang guru/ dosen yang kian menuntun generasi terdidik agar senantiasa menjadi warga Negara yang haus akan ilmu pengetahuan sesuai dengan amanat Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia yaitu manusia yang berjiwa Pancasila. Disini, setiap generasi terdidik diharapkan dapat menjadi agen of chance untuk mengibarkan panji-panji kemerdekaan yang terus dinamis. Tapi kenyataan yang terjadi justru menunjukan sebaliknya, dimana semakin berkembangnya pranata pendidikan semakin nampak manusia yang tampil sebagai HOMO HOMINILUPUS (manusia tampil sebagai serigala bagi manusia lain). Kondisi yang demikian itu merupakan suatu produk degradasi multi dimensi yang mengundang perhatian semua insan termasuk kita. Menurut hemat saya banyak factor penyebab yang menimbulkan kesenjangan tersebut. Salah satu diantaranya adalah kurangnya minat belajar mahasiswa yang komprehensif. Kebanyakan para pelajar mengarungi dunia pendidikan yang berorientasi pada tujuan hidup pribadi, sehingga menimbulkan prinsip hidup apatisme, kurangnya daya peka terhadap gejolak social yang merusak tatanan hidup bermasyarakat (Presiden RI).
Untuk menjawab kenyataan paradox diatas kita sebagai generasi yang sadar akan hal itu, maka kembalilah kita pada prinsip hidup agen of chance. Lahirnya generasi pembaharu “ sebaik-baiknya manusia adalah yang berguna bagi orang lain(Muhammad SAW)”. Disini manusia diharapkan dapat  mengisi dinamika kehidupan dengan muatan positif, progresif dan signifikan yang mengarah pada suatu semboyan “SITOU TIMOU TUMOU TOU”(manusia hidup untuk memanusiakan manusia lain). Kiranya dengan hal tersebut Indonesia dapat kembali pada kultur pendidikan sejati.
Kiranya hanya  itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini mohon maaf atas segala kehilafan dan kekurangannya. Tuhan Memberkati.
Wabillahitaufik Walhidayah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.




Name     : La Ode Habibi
Subject  : Public Speaking

Good morning
Assalamu allaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Syallom...
First of all I would like to say thank to God, who has given me strength and health, so I can stand in front of you all.
My Excellency, ma’m Liwoso……….
Peer-proud of my compatriots , in this excellent opportunity please allow me to learn to make a speech with the title: “ TRUE  EDUCATION ”.

OK, I have divided my speech into four sections.

I’d like firstly to talk about the definition of education.

Lets me start by asking you the following question,do you know, what long life education is?
Education is a fairness to all of us whether it is physical education, religious, formal or informal, in school or outside school. In this modern-paced times we are required to keep pace dig science, if we guard our little will left behind by our friends who kept pace dig science.

The second point I’d like to talk about is the problem in education.
Well, we all have conscious and realize how important education is, since we sat on the bench of education from kindergarten, elementary, junior high school until now we will leave this college, a lot of science that we get good science in general and religious knowledge, of which do not know, we can know, from who do not understand, we can understand. From the experience we went through each one in the world of education, looks so wise the teacher / lecturer who increasingly lead generation educated citizens to always be hungry for knowledge in accordance with the mandate of the Indonesian National Education goal of the human spirit of Pancasila. Here, every well-educated generation is expected to become an agent of the chance to hoist the banner of freedom that continues to dynamic. But the fact is happening is the show on the contrary, where the growing educational institutions increasingly visible man who presented himself as the HOMO HOMINILUPUS (humans appear as a wolf for another man). Such conditions it is a multi-dimensional product degradation that invites the attention of all beings, including us. n my opinion a lot of factors that cause this gap, one of them is the lack of interest in a comprehensive student learning, most students navigate the world of education-oriented personal life goals, giving rise to the principle of life of apathy, lack of power sensitive to the social upheavals that destroy order live in a society (President RI).
In the third part, I’d like to talk a little about the solution to improve our education.
To answer the paradox of fact above , we as a generation who are aware of it, then returned us to the life principle agent of chance. Birth of generation reformer "best man is useful for others (Muhammad SAW)". Here, the man expected to fill in the dynamics of life with a positive charge, progressive and significant which leads to a motto of "SITOU TIMOU TUMOU TOU" (humans live to humanize another man (Sam Ratulangi) ). Perhaps with that Indonesia could return to the culture of true education.  
In concluding, I would like to express  that education is very important  for us.
Finally, I would like to convey my highest appreciation and heartfelt to the lectrurer and you audience for participants and attention.
Presumably that's all I can convey on this occasion.  Aapologize some any mistakes and shortcomings.

Uusikum wanafsih bittaqwallah, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar