Sabtu, 24 Desember 2011

think for life ( Berpikir untuk Hidup)


Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal(Ali Imran :190)

A. Berpikir
    Manusia merupakan makhluk yang dianugrahi akal pikiran oleh Tuhan. Dengan adanya akal pikiran tersebut tentunya kita dapat memenfaatkannya untuk berpikir, namun tahukah anda apakan berpikir itu sendiri?

Berpikir adalah daya jiwa yang dapat meletakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan kita. Berpikir merupakan proses yang “dialektis” artinya selama kita berpikir , pikiran kita dalam keadaan tanya jawab untuk dapat meletakkan hubungan pengetahuan kita. Dalam berpikir kita memerlukan alat yaitu akal (ratio) hasil berpikir tersebut dapat diwujudkan dengan bahasa atau dengan kata lain kita dapat mengomunikasikan atau mengubah dari proses berpikir menjadi pesan-pesan yang dapat diterima oleh individu lain sehingga individu lain dapat mengetahui apa hasil pemikiran kita. Dalam proses berpikir dipengeruhi oleh intelegensi atau kecerdasan yang dimiliki individu sehingga kemampuan berpikir seseorang berbeda dengan individu lainnya. Menurut W. Stern, intelegensi adalah suatu daya jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan vepat dan tepat didalam situasi yang baru.

Proses yang dilewati dalam proses berpikir adalah sebagai berikut:

Proses pembentukan pengertian, yaitu kita menghilangkan ciri-ciri umum dari sesuatu sehingga yang tertinggal hanya ciri-ciri khas dari sesuatu tersebut.

  • Pembentukan pendapat, yaitu pikiran kita menggebungkan (menguraikan) beberapa pengertian sehingga terbentuk pendapat dari pikiran kita.
  • Pembentukan keputusan, yaitu pikiran kita menggabung-gabungkan pikiran kita tersebut.
  • Pembentukan kesimpulan, yaitu pikiran kita menarik keputusan-keputusan dari keputusan yang lain.

B. Hidup
     Saya sudah kepala dua, umurnya. Saat ini barulah saya bertanya: apa itu hidup? Bagaimana saya menghidupi hidupku? Mengapa saya hidup? Pertanyaan ini bukanlah pertanyaan retoris, melainkan pertanyaan reflektif yang menghantar saya ke kedalaman hidup. Ketika saya tahu dan sadar apa, bagaimana, dan mengapa saya hidup, saya semakin sadar: apa yang harus saya perbuat, bagaimana saya harus berbuat, dan mengapa saya berbuat sesuatu (misalnya, perhatian terhadap orang lain, menolong orang lain, mendoakan orang lain, etc). Hidupku adalah sebuah bangunan, yang mesti saya jaga, bersihkan, dan rawat.
    Baiklah,konsep hidup menurut hemat saya sederhana saja, dimana hidup itu sendiri sebenarnya adalah bagaimana kita bisa merasakan tujuan jangka pendek; kebahagiaan dunia(fi'dunia hasannah) dan kita bisa merasakan tujuan jangka panjang; kebahagiaan akhirat (fil' akhirat Hasannah).
      Dari sinilah,manusia jika sadar dengan keberadaannya didunia,agar ia bisa mencari dan menemukan jalan hidupnya (way of life)  untuk menuju tempat yang kekal (akhirat).
       Jadi,hidup sebenarnya sangatlah mudah,gampang. Tetapi kebanyakan manusia terjerumus kedalam jurang hidup.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar